Senin, 12 Mei 2008

Sebuah Ajakan “JADILAH PELAKU FIRMAN”


BERBUAT BAIK

Firman-Nya menyatakan:
Galatia 6:9 -10
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

II Tesalonika 1:11
Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,
I Timotius 5:10
dan yang terbukti telah melakukan pekerjaan yang baik, seperti mengasuh anak, memberi tumpangan, membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesesakan -- pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan untuk berbuat baik.

I Timotius 1:19
Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka,

Aku mengajak: Saudara-saudaraku yang baik,
Perbuatan yang baik adalah sesuatu yang perlu dan harus diperjuangkan, sebagaimana ajakan dari Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia.. Ternyata tidak sederhana untuk selalu berbuat baik, banyak teori yang mendukung pernyataan Rasul Paulus tersebut bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi manusia lain, yaitu makluk yang ingin menang sendiri sebagaimana yang berlaku pada hukum rimba. Untuk berbuat baik kepada saudara, teman, bahkan musuh kita sendiri menjadi sesuatu yang sangat berarti, yang mengandung nilai-nilai luhur sesuai dengan fitrahnya: bahwa manusia diciptakan Tuhan sesuai dengan petanya.
Perbuatan baik seseorang akan lebih mulia dihadapan Tuhan dan manusia jika didasarkan oleh iman dan hati nurani yang murni. Hal ini berarti perbuatan baik tidak hanya sekedar berbuat baik tetapi harus dilandasi oleh kaidah-kaidah hukum yang benar menurut Perintah-Nya, dan norma-norma sosial yang dianut oleh masyarakat lingkungan dimana kita berada.
Lukas 6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
Menjadi sangat menarik untuk dicermati ketika Rasul Paulus menyatakan bahwa kandaslah iman seseorang apabila menolak hati nurani yang murni, iman seseorang akan sirna apabila melawan hati nurani. Dengan kata lain, adalah naïf bila seseorang mengatakan ia beriman ketika dia tidak melakukan perbuatan yang baik, ketika dia berbuat baik tetapi tidak datang dari hati nurani yang murni. Berbuat baik yang semacam itu hanya basa-basi, kepura-puraan, ada maunya, dan seterusnya. Berbuat baik yang dilandasi oleh iman dan hati nurani yang murni harus dilandasi hati yang tuluh ikhlas, tanpa pamrih.
Saudara-saudaraku, akhir-akhir ini “berbuat baik” di masyarakat kita semakin menipis, manusia semakin narsis, mementingkan diri; apalagi yang dilandasi iman dan hati yang murni, semakin langka. Oleh sebab itu marilah kita masing-masing berjuang untuk selalu berbuat baik yang terbaik seperti yang kita inginkan orang lain perbuat untuk kita. Tuhan memberkati.

Willy Simanjuntak

1 komentar:

ri3ckesaulya mengatakan...

Tulang Willy,
Terima kasih atas renungan yang begitu Indah yang mengingatkan agar kita tidak jemu2 untuk berbuat baik terhadap siapa saja tanpa melihat status mereka.
Love, Irene